DURI - Alat pembakaran sampah yang terletak di tempat pembuangan akhir (TPA) di Jalan Suliki kilometer 9, Jalan Lintas Duri-Dumai, Desa Sebangar, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis akhirnya berkarat. tidak hanya mesin incenerator alat pembakar sampah yang berkarat, melainkan lantai semen dan atap seng kini telah menjadi besi tua.
Hal itu terlihat dari pantauan kabarduri.com dilapangan, Minggu (4/11), tampak incenerator dan gerbong asap sudah berkarat, atap tempat dudukan mesin bolong tinggal kerangka kuda kuda atap bangunan mirip atap bangunan yang baru saja diterjang angin puting beliung.
Mesin pembakar sampah TPA ini dibangun pada masa Bupati Bengkalis, Drs Syamsurizal MM sepuluh tahun lalu. Kabarnya incenerator ini produk luar negeri lantaran itu biaya pembangunannya menelan biaya hingga Rp 9 miliar lebih dari uang rakyat yang disisihkan APBD Kabupaten Bengkalis tahun anggaran 2002 lalu.
Setelah rampung pembangunan mesin pembakar sampah Duri, Kecamatan Mandau tiga tahun lalu itu. Pihak Terkait yang mengurusi sampah sempat menguji cobanya beberapa kali. Ternyata mesin hanya dicoba saja, buktinya dari selesai pembangunan hingga saat ini setelah sepuluh tahun berlalu tidak pernah difungsikan dan digunakan.
Pada zaman Bupati Bengkalis Ir H Herliyan Saleh MSc, perluasan lahan untuk TPA pun dilakukan. Lahan warga yang berada disekitar TPA diganti rugi juga pakai uang rakyat menelan biaya hingga Rp 1,5 miliar. Sayangnya lahan yang diganti rugi diatas lahan bersengketa tersebut hingga saat ini tidak jelas bagaimana ceritanya.
Meski lahan yang diganti rugi diatas tanah sengketa, proyek miliaran rupiah dari APBD Tahun anggaran 2010 lalu tetap digelontorkan untuk pembangunan proyek alat daur ulang sampah organik dan non organik dan tiga kolam limbah. Dari informasi yang dilansir dari lapangan nilai proyek ini senilai Rp 5 miliaran.
Ditempat terpisah, seorang pemulung sampah berinisial H saat dijumpai kabarduri.com di TPA mengatakan, Setahunya pengerjaan proyek alat daur ulang sampah dan tiga kolam limbah dilaksanakan pada tahun 2010 lalu.
Awalnya alat berat menggali tanah untuk membangun dua kolam yang dalam dan cukup luas. Satu tahun kemudian alat alat berupa pipa paralon putih ukurang sedang dan drum plastik biru menyerupai drum palstik bekas tempat bahan kimia perusahaan perminyakan dipasang didalam kolam.
Pipa plastik paralon putih dan drum plastik biru ada puluhan didirikan dan dipasang didalam kolam itu. Pada kolam dua dibangun tiga kolam permanen terbuat dari beton gunanya untuk kolam limbah hasil dari daur ulang sampah yang berasal dari Kota Duri, ungkap si bocah dengan polosnya.
Timbul pertanyaan apa proyek alat daur ulang sampah dan kolam limbah sudah selesai pengerjaannya. Saat kabarduri.com menjambangi TPA peralatan daur ulang tidak berfungsi semestinya. Segala jenis sampah mengelilingi kolam 1 tempat puluhan pipa plastik paralon ukuran berdiri.
Sementara, pada kolam 2 didalamnya dibangun lagi tiga kolam permanen tempat pembuangan limbah juga tidak berfungsi. Tiga kolam kecil itu berisi air berwarna hitam. Walau tidak banyak sampah berupa goni plastik mengapung dipermukaan air, para pemulung justru sibuk beraktivitas mengais rezeki di gerbang hingga kedalam lokasi TPA Duri persis dibibir kolam itu.
Para pemulung pun terlihat sibuk memungut sampah-sampah palstik pakai alat yang terbuat dari besi mirip mata pancing dimasukkan kedalam goni ukuran besar. Setelah goni palstik penuh para pemulung kemudian mengumpukan dan menumpuknya ditanah tidak jauh dari 2 kolam tadi.Kalau sampah sampah plastik rasa sudah cukup dan bisa menghasilkan uang kemudian dijual kepada toke penampung sampah plastik. (fely)
Hal itu terlihat dari pantauan kabarduri.com dilapangan, Minggu (4/11), tampak incenerator dan gerbong asap sudah berkarat, atap tempat dudukan mesin bolong tinggal kerangka kuda kuda atap bangunan mirip atap bangunan yang baru saja diterjang angin puting beliung.
Mesin pembakar sampah TPA ini dibangun pada masa Bupati Bengkalis, Drs Syamsurizal MM sepuluh tahun lalu. Kabarnya incenerator ini produk luar negeri lantaran itu biaya pembangunannya menelan biaya hingga Rp 9 miliar lebih dari uang rakyat yang disisihkan APBD Kabupaten Bengkalis tahun anggaran 2002 lalu.
Setelah rampung pembangunan mesin pembakar sampah Duri, Kecamatan Mandau tiga tahun lalu itu. Pihak Terkait yang mengurusi sampah sempat menguji cobanya beberapa kali. Ternyata mesin hanya dicoba saja, buktinya dari selesai pembangunan hingga saat ini setelah sepuluh tahun berlalu tidak pernah difungsikan dan digunakan.
Pada zaman Bupati Bengkalis Ir H Herliyan Saleh MSc, perluasan lahan untuk TPA pun dilakukan. Lahan warga yang berada disekitar TPA diganti rugi juga pakai uang rakyat menelan biaya hingga Rp 1,5 miliar. Sayangnya lahan yang diganti rugi diatas lahan bersengketa tersebut hingga saat ini tidak jelas bagaimana ceritanya.
Meski lahan yang diganti rugi diatas tanah sengketa, proyek miliaran rupiah dari APBD Tahun anggaran 2010 lalu tetap digelontorkan untuk pembangunan proyek alat daur ulang sampah organik dan non organik dan tiga kolam limbah. Dari informasi yang dilansir dari lapangan nilai proyek ini senilai Rp 5 miliaran.
Ditempat terpisah, seorang pemulung sampah berinisial H saat dijumpai kabarduri.com di TPA mengatakan, Setahunya pengerjaan proyek alat daur ulang sampah dan tiga kolam limbah dilaksanakan pada tahun 2010 lalu.
Awalnya alat berat menggali tanah untuk membangun dua kolam yang dalam dan cukup luas. Satu tahun kemudian alat alat berupa pipa paralon putih ukurang sedang dan drum plastik biru menyerupai drum palstik bekas tempat bahan kimia perusahaan perminyakan dipasang didalam kolam.
Pipa plastik paralon putih dan drum plastik biru ada puluhan didirikan dan dipasang didalam kolam itu. Pada kolam dua dibangun tiga kolam permanen terbuat dari beton gunanya untuk kolam limbah hasil dari daur ulang sampah yang berasal dari Kota Duri, ungkap si bocah dengan polosnya.
Timbul pertanyaan apa proyek alat daur ulang sampah dan kolam limbah sudah selesai pengerjaannya. Saat kabarduri.com menjambangi TPA peralatan daur ulang tidak berfungsi semestinya. Segala jenis sampah mengelilingi kolam 1 tempat puluhan pipa plastik paralon ukuran berdiri.
Sementara, pada kolam 2 didalamnya dibangun lagi tiga kolam permanen tempat pembuangan limbah juga tidak berfungsi. Tiga kolam kecil itu berisi air berwarna hitam. Walau tidak banyak sampah berupa goni plastik mengapung dipermukaan air, para pemulung justru sibuk beraktivitas mengais rezeki di gerbang hingga kedalam lokasi TPA Duri persis dibibir kolam itu.
Para pemulung pun terlihat sibuk memungut sampah-sampah palstik pakai alat yang terbuat dari besi mirip mata pancing dimasukkan kedalam goni ukuran besar. Setelah goni palstik penuh para pemulung kemudian mengumpukan dan menumpuknya ditanah tidak jauh dari 2 kolam tadi.Kalau sampah sampah plastik rasa sudah cukup dan bisa menghasilkan uang kemudian dijual kepada toke penampung sampah plastik. (fely)
Foto : Ilustrasi
Posting Komentar