Headlines News :
Home » » UKM Di Mandau Butuh Perhatian Pemkab Bengkalis

UKM Di Mandau Butuh Perhatian Pemkab Bengkalis

DURI - Usaha kecil menengah (UKM) yang berada di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis. Dalam hal ini pihak pemerintah dan swasta pun harus memperhatikan kebutuhan UKM demi memajukan usaha dan mengurangi pengangguran yang ada.

Seperti salah satu Wirausahawan di Kecamatan Mandau yang ditemui kabarduri.com, Rabu (31/10), Asmin Aan yang mengatakan, bahwa dirinya yang menekuni produksi pupuk bokasih super hanya bisa menjual pupuk tersebut dengan harga Rp 1.800 per kilogramnya.

"Saya sendiri merupakan korban PHK tahun 2001 dari perusahaan subkontraktor Chevron. Saya berharap sekali pemerintah bisa membantu mengembangkan usaha saya dan juga tidak terlepas pihak swasta," paparnya.

Dirinya saat ini masih terbentur dengan masalah poerizinan serta uji laboratorium terhadap komposisi pupuk bokashi super cap ayam miliknya itu. Namun, sejak tahun 2011 lalu, dirinya tidak lagi mendapatkan kepercayaan untuk memasok 43 ton bokashi yang diminta Dinas Pertanian Bengkalis.

"Kendalanya saat ini saya belum punya badan usaha. Persyaratan lain juga cukup berat yakni pupuk organik saya ini harus ada uji labor untuk mengetahui kadar kandungan mineralnya. Saya berharap kendala teknis itu bisa dibantu dan dibimbing dalam mengembangkan usaha ini," ujar Aswin.

Sedangkan untuk memproduksi bokashi itu sendiri dijelaskan Aswin, dibutuhkan modal lumayan besar. Dirinya harus mendatangkan tahi ayam dari Payakumbuh. Yang mana, harganya mencapai Rp 3,5 juta per delapan ton atau satu truk. Karena tahi ayam merupakan 65 persen komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi bokashi.

"Selain itu juga dibutuhkan bahan lain seperti dolomit, abu jenjang sawit, kiserit, pospat alam serta satu persen urea. Semua bahan harus dibeli. Untuk bokashi super perlu inokulan dari Malaysia. Per liter Rp 150 ribu. Untuk satu ton bokashi dibutuhkan dua liter," katanya.

Meski hasil yang dia dapatkan dari usaha memproduksi pupuk bokashi yang dijual Rp 1.800 per kilo ini belum bisa mensejahterakan keluarganya, Aswin bertekad akan terus menekuni usaha ini. Malah dia pun memendam cita-cita agar suatu saat nanti bisa memproduksi pupuk bokasi granular (butiran). Saat ini pupuk granular itu belum bisa diproduksinya lantaran belum mampu membeli peralatan yang dibutuhkan.

Meski dirintangi berbagai kendala teknis dan non teknis dalam pengembangan usahanya, Aswin mengaku akan terus berupaya maksimal memasyarakatkan penggunaan pupuk organik yang telah terbukti mampu meningkatkan produksi berbagai macam tanaman ini. Tak hanya itu, pupuk organik juga mampu menjaga kondisi tanah pertanian tetap gembur dan tak merusak struktur tanah seperti terjadi pada tanah menggunakan pupuk anorganik buatan pabrik. (nalini)

Foto : Ilustrasi
Share this post :

+ Komentar + 2 Komentar

19 Mei 2018 pukul 14.37

Min,, bapak nya masih jualan pupuk ini ngak?
Saya minat mau beli

19 Mei 2018 pukul 14.38

Min,, bapak nya masih jualan pupuk ini ngak?
Saya minat mau beli

Posting Komentar

 
Copyright © 2012. Kabar Duri - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger