DURI - Pagi-pagi saya menerima telepon dari paman saya. Dia menceritakan kepada saya kalau ada yang menelepon dia mengaku bernama'Hidayat' mengatakan bahwa anaknya yang masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar jauth dari tangga, karena didorong kawannya dari belakang.
Sontak, Rabu (10/10) pagi saya terkejut. Orang yang mengaku-ngaku bernama hidayat itu bilang kepada paman saya, kalau anaknya dalam keadaan kritis dan akan dibawa ke Rumah Sakit Umum. Untuk itu, sang penelepon yang mengaku bernama Hidayat ingin mengajak paman saya bertemu. Namun, paman saya tidak semudah itu percaya.
Paman saya pun langsung melakukan pengecekan ke wali kelas anaknya. Setelah dihubungi, ternyata anaknya baik-baik saja dan dalam keadaan sehat. Orang tersebut mengajak paman saya ketemu dengan alasan harus ada yang dibayarkan sebesar RP. 80 juta rupiah. Karena tidak ingin tertipu paman pun menghubungi saya untuk menindak lanjuti permaslahan tersebut.
Tanpa pikir panjang, saya pun menyamar sebagai paman saya dengan menghubungi ke nomor Hidayat. Sebanyak 100 kali saya menghubungi Hidayat melalui selulernya tidak kunjung diangkat. Melalui pesan singkat (SMS) pun tidak dibalas, mungkin saja orang bernama Hidayat sudah mencium bau-bau kalau dirinya sudah ketahuan akan melakukan penipuan.
Oleh karena itu, bagi masyarakat Kabupaten Bengkalis, khususnya Kota Duri, lebih baik pastikan dulu anak, saudara, istri, suami, tau kerabat dekat kita dalam keadaan baik-baik saja. Karena sebelumnya pelaku penipuan akan menghubungi orang yang menjadi alasan untuk mematikan hp-nya.
Karena sudah mati h-nya, kita pun akan kesulitan mengubungi dan sang penipu akan beralasan kalau orang yang menjadi alasan sedang sakit dan membutuhkan perawatan serius. Jadi, pastikan keluarga anda terus dalam pantauan anda dan terus waspada terhadap segala penipuan yang akan menyebabkan anda rugi. Pastikan anda mengetahui kondisi orang yang menjadi alasan dalam keadaan baik-baik saja dengan menghubungi orang terdekatnya dengan melakukan pengecekan.
Penipuan ini sudah memakan korban. Jadi, jangan anda yang menjadi korban selanjutnya.
Pengirim : Marzuki, Duri. Alamar lengkap ada pada redaksi.
Sontak, Rabu (10/10) pagi saya terkejut. Orang yang mengaku-ngaku bernama hidayat itu bilang kepada paman saya, kalau anaknya dalam keadaan kritis dan akan dibawa ke Rumah Sakit Umum. Untuk itu, sang penelepon yang mengaku bernama Hidayat ingin mengajak paman saya bertemu. Namun, paman saya tidak semudah itu percaya.
Paman saya pun langsung melakukan pengecekan ke wali kelas anaknya. Setelah dihubungi, ternyata anaknya baik-baik saja dan dalam keadaan sehat. Orang tersebut mengajak paman saya ketemu dengan alasan harus ada yang dibayarkan sebesar RP. 80 juta rupiah. Karena tidak ingin tertipu paman pun menghubungi saya untuk menindak lanjuti permaslahan tersebut.
Tanpa pikir panjang, saya pun menyamar sebagai paman saya dengan menghubungi ke nomor Hidayat. Sebanyak 100 kali saya menghubungi Hidayat melalui selulernya tidak kunjung diangkat. Melalui pesan singkat (SMS) pun tidak dibalas, mungkin saja orang bernama Hidayat sudah mencium bau-bau kalau dirinya sudah ketahuan akan melakukan penipuan.
Oleh karena itu, bagi masyarakat Kabupaten Bengkalis, khususnya Kota Duri, lebih baik pastikan dulu anak, saudara, istri, suami, tau kerabat dekat kita dalam keadaan baik-baik saja. Karena sebelumnya pelaku penipuan akan menghubungi orang yang menjadi alasan untuk mematikan hp-nya.
Karena sudah mati h-nya, kita pun akan kesulitan mengubungi dan sang penipu akan beralasan kalau orang yang menjadi alasan sedang sakit dan membutuhkan perawatan serius. Jadi, pastikan keluarga anda terus dalam pantauan anda dan terus waspada terhadap segala penipuan yang akan menyebabkan anda rugi. Pastikan anda mengetahui kondisi orang yang menjadi alasan dalam keadaan baik-baik saja dengan menghubungi orang terdekatnya dengan melakukan pengecekan.
Penipuan ini sudah memakan korban. Jadi, jangan anda yang menjadi korban selanjutnya.
Pengirim : Marzuki, Duri. Alamar lengkap ada pada redaksi.
Gambar : ilustrasi
Editor : Fely
Posting Komentar