Headlines News :
Home » » Warga Petani Sandra 11 Kendaraan Milik Subkon dan Chevron

Warga Petani Sandra 11 Kendaraan Milik Subkon dan Chevron

DURI - Aksi damai warga Desa Petani yang berjumlah ratusan orang tersebut melakukan penyanderaan terhadap 11 kendaraan milik sub kontraktor PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI) dan kendaraan yang digunakan pegawai PT CPI di Jalan Rangau kilometer 8 Desa Petani Kecamatan Mandau. Aksi tersebut dilakukan sejak pukul 08.00 WIB, Selasa (13/11).

Aksi damai ratusan warga Desa Petani ini merupakan bentuk solidaritas terhadap seorang warga bernama Rico Pranata. Rico Pranata sendiri terjatuh hingga luka berat dan cacat saat melintasi sebuah tanggul di Jalan Rangau kilometer 16 Simpang Jurong yang dibangun oleh Chevron. Saat ini Rico pun masih mendapatkan perawatan intensif di RS Santa Maria, Pekanbaru.

"Chevron harus bertanggung jawab atas kecelakaan yang meninpa Rico pada 19 Oktober lalu. Kok, Chevron dengan mitra kerjanya bisa lalai dalam bekerja. Selain membuka tenda di Simpang Turbin Jalan Rangau kilometer 8, kita juga melakukan swepping dan penahanan terhadap 11 kendaraan Subkon Chevron dan kendaraan yang digunakan pegawai Chevron sendiri," tutur Ketua RW 08 Desa Petani T Syopian yang ikut dalam aksi solidaritas tersebut kepada kabarduri.com.

Syopian juga mengatakan, kalau penyanderaan mobil opersional Chevron tidak ada respon, maka Gathering Station (GS) PT Chevron yang ada di Desa Petani akan dilakukan sweeping. Operator yang bekerja di GS akan dihentikan aktivitasnya. Tujuannya agar manajemen Chevron bertanggungjawab atas Rico Pranata yang terjatuh hingga mengalami luka berat.

Sedangkan, Ketua Pemuda Desa Petani Masrianto mengatakan kepada Metro Riau, warga Desa Petani telah melakukan penahanan sebelas unit mobil operasional PT Chevron jenis pick up warna putih dan silver. Dirinya juga meminta Chevron segera memenuhi tuntutan mereka.

"Tuntutan kami meliputi, Chevron bertanggung jawab atas pengobatan Rico Pranata, Chevron juga harus memenuhi tuntutan masyarakat mengenai pencemaran limbah yang terjadi beberapa bulan lalu dan masyarakat Desa Petani meminta kepada Chevron agar perusahaan mitra Chevron terdaftar di Pemerintahan Desa Petani," tuturnya.

Menurutnya, masyarakat dan keluarga korban sudah cukup toleransi atas kejadian yang menimpa warganya. Sudah dua kali digelar pertemuan yang dimediasi Pemerintah Desa Petani dan Kapospol Desa Petani. Tapi, dua kali pertemuan itu Pihak Manajemen Chevron tidak hadir. Artinya Chevron kurang menghargai dan menganggap sepele kepada masyarakat.

Sedangkan Sutrisno, ayah Rico Pranata mengutarakan kepada kabarduri.com, bahwa putranya saat ini mendapatkan perawatan intensif di RS Santa Maria Pekanbaru. Hingga saat ini pun biaya yang dikeluarkan pihak keluarga sudah mencapai kurang lebih Rp 152 juta. Dirinya pun sangat terkejut saat harus mengeluarkan dana sebesar itu.

"Anak saya menderita kebutaan pada mata bagian kanannya, gangguan tulang rahang hingga kebocoran pada kepala. Semua itu gara-gara kecelakaan yang ditimpa anak saya di Jalan Rangau kilometer 16 Simpang Jurong beberapa waktu lalu. Karena dana besar inilah saya meminta pertanggung jawaban Chevron, karena kejadiannya itu di area kerja Chevron," katanya.

Ditempat terpisah, General Manager Policy Government and Public Affairs (PGPA) Chevron Sumatera, Usman Slamet saat ditanyai tentang permasalahan ini kepada kabarduri.com mengaku sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa Rico Pranata. Dirinya juga menyayangkan tindakan warga Desa Petani yang melakukan penahanan 11 kendaraan milik Subkon Chevron dan Chevron.

"Permasalahan ini seharusnya diselesaikan dengan cara kekeluargaan, bukan dengan aksi damai tapi main tahan kendaraan. Apalagi selama ini Chevron juga sudah menjadi bagian dari masyarakat yang ada di Kecamatan Mandau dan Desa Petani khususnya. Saya berjanji masalah ini akan segera terselesaikan," pungkasnya.

Usman juga menjelaskan, bahwa jalan tersebut merupakan jalan operasional pihak Chevron. Yang mana, seharusnya warga tidak boleh melintasi jalan tersebut, karena menyangkut keamanan. Namun, Chevron tetap mengizinkan kendaraan milik warga melintasi jalan tersebut tanpa adanya larangan.

"Seharusnya warga kan tahu kalau itu jalan operasional Chevron, ya hati-hatilah saat melintasi jalan, jangan ngebut-ngebutan. Seharunya warga Desa Petani khususnya harus memperhatikan keselamatan saat berkendara dan senantiasa berperilaku selamat dengan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan," tutup Usman. (fely)
 
Foto : Aksi solidaritas terhadap Rico Pranata yang mengalami kecelakaan di Jalan Rangau kilometer 16 Simpang Jurong, di jalan operasional Chevron gara-gara tanggul.

Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2012. Kabar Duri - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger