DURI – Pada hari, Selasa (2/10) sekitar pukul 21.30 WIB, warga Jalan Siak RT. 04 RW. 05 Desa Balai Makam, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis dihebohkan oleh kelakuan guru berinisial ON dan kepala sekolah berinisial ED salah satu SMA Negeri di Kota Duri yang sedang berada didalam mobil Daihatsu Terrios BM 1303 DT warna putih. Warga yang menggelilingi mobil tersebut meminta keduanya untuk keluar.
“Saat keluar mereka (kepala sekolah dan guru) sangat ketakutan, seperti orang bersalah. Mereka berdua pun berusaha membela diri dengan berbagai macam alasan. Warga sudah seminggu ini merlihat mereka berduaan. Padahal mereka sama-sama memiliki suami dan istri,” ujar Bahari Ketua Pemuda setempat kepada kabarduri.com.
Bahari meminta mereka keluar dari mobil bukan tanpa alasan, Bahari bersama dengan warga lainnya telah mengikuti mobil tersebut selepas waktu sholat isya. Mobil yang dikendarai kepsek itu datang ke rumah perempuan tersebut dan bergegas pergi. Saat itulah Bahari bersama warga lainnya mengikuti kemana mereka pergi.
“Ternyata mereka pergi ke Kulim kilometer 14 Desa Sebangar, Kecamatan Mandau. Setelah itu pulang kembali dengan cara yang kurang sopan, yakni dengan mematikan lampu mobil. Mereka melakukan ini sudah seminggu di perhatikan warga. Entah apa dilakukan mereka di dalam mobil itu. Pas pulangnya malah mengendap-endap dengan mematikan lampu mobil. Jelas kami langsung curiga dan kami tangkap saja langsung,” paparnya lagi.
Kecurigaan Bahari semakin menambah rasa curiga ketika keduanya di suruh menghubungi suami dan istri masing-masing. Keduanya malah mengeles dan mencari alasan yang tidak jelas. “Masa perempuan itu di bilangnya suaminya tak punya hp, begitu juga kepsek itu, banyak kali alasannya saat kita suruh menghubungi suami dan istri masing-masing. Jelas saja takut, orang memang salah," pungkasnya.
Pada akhirnya warga beserta Ketua RT dan tokoh masyarakat setempat baru mengetahui kalau saja kedua pasangan itu adalah pendidik. Yang perempuan merupakan guru honor dan laki-laki merupakan kepala sekolah. Keduanya berasal dari sekolah yang sama di salah satu SMA Negeri yang ada di Kota Duri. Si Lelaki berinisial ED, dan perempuannya berinisial ON.
Sedangkan, tokoh masyarakat setempat H Musri juga berada di tempat kejadian saat warga meminta mereka keluar dari mobil, didampingi Ketua RT 4, H Jafri. H Musri dan H Jafrihanya bisa mengelus dada melihat kelakuan kedua pasangan itu yang tidak mencontohkan sebagai seorang pendidik. Saat itu pun sempat terjadi sedikit kericuhan, ketika sekonyong-konyong si perempuan menuduh warga hendak memeras. Sontak beberapa pemuda langsung marah dan berusaha menyerang kedua pasangan tak jelas itu.
Saat itu, H Jafri langsung menenangkan warga, si perempuan langsung di bawa masuk ke rumah, sedang si lelaki langsung di bawa ke rumah Pak RT untuk dimintai keterangan. Saat berada di rumah pak RT, kepsek itu menolak semua tuduhan warga, menurut dirinya (ED), ia hanya membantu gurunya tersebut yang sedang kesusahan. Guru tersebut ingin meminjam uang karena sedang butuh. Lalu ia berjanji bertemu di suatu tempat.
Dijelaskan ED, disaat akan pulang memang sudah larut malam. Dirinya pun kasihan melihat guru itu pulang seorang diri. Makanya ED mengambil inisiatif mengantarkan perempuan itu pulang karena alasan jauh dan keselamatan. “Saya hanya membantu, dia mau pinjam uang saya, kita janjian bertemu. Nah saat pulang dia sendirian. Karena kasihan rumahnya jauh, maka saya putuskan untuk antar dia pulang. Tidak ada apa-apa saya dengan dia," ujar ED membela diri.
Pada malam itu juga, guru honor itu langsung di suruh pindah rumah oleh warga. Warga setempat tidak terima jika kampungnya di kotori oleh perbuatan tak senonoh. Hal itu pun dibenarkan H Jafri Ketua RT setempat. Menurutnya atas keputusan warga, perempuan itu harus pindah malam itu juga. Karena apa yang telah di perbuat telah mencoreng nama baik kampung.
“Warga tak mau jika kampungnya di cap jelek oleh warga kampung lain. Karena apa yang dibuat keduanya sudah tidak bisa di toleril lagi. Apa lagi keduanya adalah pendidik. Warga minta agar perempuan itu untuk segera pindah. Ini permintaan masyarakat. Maka harus di terima oleh perempuan itu,” kata H Jafri. (fel)
Posting Komentar